Definisi Sejarah Menurut Para Ahli serta Pengertian Sinkronik dan Diakronik
Definisi Sejarah Menurut Para Ahli
1. Herodotus
Herodotus
yang merupakan bapak sejarah mengemukakan pendapatnya tentang apa itu
sejarah, berikut pendapatnya tersebut: sejarah tidak berkembang ke arah depan
dengan tujuan yang pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang
tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.
2. Ibnu Khaldun
Mendefinisikan
sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia,
tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
3. Sartono kartodidjo
Menurut
Sartono Kartodidjo, sejarah dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu sejarah
mentalitas (mentalited history), sejarah sosial (sosiological history), dan
sejarah struktural (structural history).
4. Hegel
Hegel
berpendapat, bahwa sejarah terbagi menjadi sejarah asli, sejarah reflektif, dan
sejarah filsafati. Pertama sejarah asli, yang memaparkan sebagian besar
terbatas pada perbuatan, peristiwa dan keadaan masyarakat yang ditemukan di
hadapan mereka. Kedua sejarah reflektif, adalah sejarah yang cara penyajiannya
tidak dibatasi oleh waktu yang dengannya penulis sejarah berhubungan. Ketiga
sejarah filsafati. Jenis ini tidak menggunakan sarana apapun kecuali
pertimbangan pemikiran terhadapnya.
5. Britannica
menurut
Britannica "disiplin yang mempelajari rekaman kejadian secara kronologis
(menyangkut negara dan manusia) berdasarkan pengujian
kritis atas materi sumber dan biasanyamenyajikan penjelasan atas
penyebabnya,"
6. Wikipedia
Wikipedia
menyebut "Sejarah adalah narasi dan penelitian kejadian masa lalu yang
sinambung dan sistematis."
7. E.H Carr
SEJARAH,
menurut E.H. Carr dalam buku teksnya What is History, adalah dialog yang tak
pernah selesai antara masa sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang
berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.
8. G.R. Elton & Hemry Pirenne
Sejarah
menurut G.R. Elton dan Henry Pirenne berdasarkan studi displin ilmu yang
bersumber pada ;
1.Filologi
(ilmu yang mempelajari tulisan dan bahasa pada naskah-naskah kuno; daun lontar,
daluwang, kertas).
2. Epigraf
(ilmu yang mempelajari tulisan dan bahasa kuno pada batu, kayu, logam, dikenal
sebagai prasasti),
3.Arkeologi
(ilmu yang mempelajari benda-benda peninggalan sejarah/artefak).
9. Benedetto Croce
Menurut Benedetto
Croce (1951) sejarah merupakan rekaman kreasi jiwa manusia di semua bidang baik
teoritikal maupun praktikal. Kreasi spiritual ini senantiasa lahir dalam hati
dan pikiran manusia jenius,budayawan, pemikir yang mengutamakan tindakan dan
pembaru agama.
10.
Baverley Southgate
Menurut
sejarawan Baverley Southgate (1996), pengertian sejarah dapat didefinisikan
sebagai “studi tentang peristiwa di masa lampau.”Dengan demikian,sejarah
merupakan peristiwa faktual di masa lampau,bukan kisah fiktif apalagi rekayasa.
Definisi menurut Baverley Southgate merupakan pemahaman paling sederhana.
Pengertian sejarah menurut Baverley menghendaki pemahaman obyektif terhadap
fakta-fakta historis. Metode penulisannya menggunakan narasi historis dan tidak
dibenarkan secara analitis (analisis sejarah).
11.
Patrick Gardiner
Sejarah
adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
12.
J.V Brice
Sejarah
adalah catatan-catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan dan diperbuat
oleh manusia. Pengertian sejarah berbeda dengan pengertian Ilmu sejarah.
Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lalu manusia sedangkan Ilmu
sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa
lalu manusia.
13.
Karl Popper
Ilmu
pengetahuan historis (sejarah) menurut Karl Popper adalah ilmu pengetahuan yang
tertarik pada peristiwa-peristiwa spesifik dan penjelasannya. Sejarah sering
dideskripsikan sebagai peristiwa-peristiwa masa lalu sebagaimana peristiwa itu
benar-benar terjadi secara aktual. Popper menyatakan bahwa dalam sejarah tidak
teori-teori yang mempersatukan. Dalam artian, kumpulan hukum universal yang
sepele digunakan dan diterima begitu saja (are taken for granted).
14.
Muthahhari
Menurut
Muthahhari, ada tiga cara mendefinisikan sejarah dan ada tiga disiplin kesejarahan
yang saling berkaitan, yaitu
a. sejarah
tradisional (tarikh naqli) adalah pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di
masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini; b. sejarah
ilmiah (tarikh ilmy), yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak
menguasai kehidupan masa lampau yang diperoleh melaluipendekatan dan analisis
atas peristiwa-peristiwa masa lampau; c. filsafat sejarah (tarikh
falsafi), yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa
masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-hukum yang
menguasai perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, ia adalah ilmu tentang
menjadi masyarakat, bukan tentang mewujudnya saja.
15.
Encarta
Sejarah,
menurut Encarta adalah "pada pengertiannya yang luas, totalitas dari semua
kejadian masa lalu.
Cara Berpikir Diakronik Dalam Mempelajari Sejarah
Diakronik berasal dari kata diachronich; (dia, terdiri dari dua kata, yaitu dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu. Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.
Berpikir diakronik adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologis adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya.
Sejarah itu ilmu diakronis, yang mementingkan proses, sejarah akan membicarakan suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu tempat tertentu sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Dengan pendekatan diakronis, sejarah berupaya menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya atau mengapa keadaan tertentu berkembang/berkelanjutan.
Perkembangan Sarekat Islam di Solo (1911-1920); Perang Diponegaro (1925-1930); dan Revolusi Fisik di Indonesia (1945-1949) merupakan beberapa contoh penulisan sejarah yang menggunakan pendekatan diakronik.
Cara Berpikir Sinkronik Dalam Mempelajari Sejarah
Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada struktur, artinya meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu.
Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu yang panjang itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas. Beberapa contoh penulisan sejarah dengan topik-topik dari ilmu sosial yang disusun dengan cara sinkronik lainnya misalnya Tarekat Naqsyabandiyah dan Qodiriyah di pesantren-pesantren Jawa.
Ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial ini saling berhubungan. Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronik dan ilmu sosial lain yang sinkronik. Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah ilmu diakronik bercampur dengan sinkronik. Contoh : Peranan militer dalam politik (1945-1999) yang ditulis seorang ahli ilmu politik; Elit Agama dan Politik (1945- 2003) yang ditulis ahli sosiologi.
Konsep Ruang dan Waktu
Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu.
1. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah yang merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.
Diakronik berasal dari kata diachronich; (dia, terdiri dari dua kata, yaitu dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu. Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.
Berpikir diakronik adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologis adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya.
Sejarah itu ilmu diakronis, yang mementingkan proses, sejarah akan membicarakan suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu tempat tertentu sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Dengan pendekatan diakronis, sejarah berupaya menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya atau mengapa keadaan tertentu berkembang/berkelanjutan.
Perkembangan Sarekat Islam di Solo (1911-1920); Perang Diponegaro (1925-1930); dan Revolusi Fisik di Indonesia (1945-1949) merupakan beberapa contoh penulisan sejarah yang menggunakan pendekatan diakronik.
Cara Berpikir Sinkronik Dalam Mempelajari Sejarah
Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada struktur, artinya meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu.
Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu yang panjang itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas. Beberapa contoh penulisan sejarah dengan topik-topik dari ilmu sosial yang disusun dengan cara sinkronik lainnya misalnya Tarekat Naqsyabandiyah dan Qodiriyah di pesantren-pesantren Jawa.
Ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial ini saling berhubungan. Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronik dan ilmu sosial lain yang sinkronik. Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah ilmu diakronik bercampur dengan sinkronik. Contoh : Peranan militer dalam politik (1945-1999) yang ditulis seorang ahli ilmu politik; Elit Agama dan Politik (1945- 2003) yang ditulis ahli sosiologi.
Konsep Ruang dan Waktu
Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu.
1. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah yang merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.
2. Ruang. Dalam
sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat
terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas
yang tinggal di suatu tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang
diperoleh dari leluhurnya. Sehingga kisah sejarah manusia merupakan proses
interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada ruang atau
tempat tertentu.
3. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya.
3. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya.
Buku sumbernya.?
BalasHapusBuku sumbernya.?
BalasHapusItu contoh nya gak ada yang lain ya...
BalasHapusSoalnya di buku lks ku udah ada.....
Yg q butuhkan contoh yang lain....
Jawab yaa......